Newest Post

STUNTING itu apa sih?

| Kamis, 11 April 2019
Baca selengkapnya »
Assalamu’alaikum guys.

Apa kabarnya nih? Salam sehat untuk kita semua J

Selamat datang untuk kamu yang berkunjung ke blogku. Juga, selamat datang buat ku ^_^ wkwkw menyelamati diri sendiri yang akhirnya kembali lagi ke dunia per-bloggeran  setelah bertahun-tahun tanpa kabar. Padahal siapa juga yang di sini nanyain kabar ku wkwkw

Bukan apa-apa sih. Tapi kembalinya saya ke sini bermula dari sebuah tugas yang diberikan oleh salah satu dosen yang sangat ahli di bidangnya :D Eitss, sebentar deh. Tadi disebut kata ‘dosen’. Nah berarti sudah jelas yaa selama hiatus yang begitu lama, waktu pun berjalan mengiringi saya sampai di jenjang studi yang sekarang. Kalau dulu saya masih di bangku Sekolah Menengah Pertama, Alhamdulillah saat ini saya diberikan kesempatan oleh Allah untuk menjalankan studi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah. Dan saya sedang berada di Semester 4 alias sudah sampai di pertengahan nih. Cukup lama atau lama banget ya antara nieke SMP dengan nieke di pekuliahan :D

Oke segitu saja intro nya ya takut kebablasan malah ga jadi ngerjain tugas gimana dong L heuheu :v

Next, mari kita masuk ke topik yang ingin saya ceritakan di bawah ini. Kali ini topiknya gak akan jauh dengan dunia perkuliahan yang saya jalani. Yups sekarang masih menempuh kuliah di Program Studi Gizi UNNES. So, Yuk kita berbicara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gizi.

Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai Stunting. Apakah sebelumnya kamu pernah mendengar kata stunting? Dahulu sebelum kuliah saya pun sangat asing dengan istilah tersebut. Yang saya tahu ketika saya duduk di bangku sekolah baik menengah maupun tingkat akhir paling-paling hanya familiar dengan istilah gizi buruk. Namun setelah belajar di Gizi UNNES, istilah stunting ini menjadi lekat di telinga saya. Kata tersebut bisa dibilang cukup booming di lingkungan jurusan saya.

Oke oke kak, jadi sebenarnya apa sih  stunting itu?

Ashiap yok kita telusuri mengenai apa, siapa, kapan, mengapa, dan bagaimana stunting dapat terjadi. Inget dong ya 5W+1H ^_^

STUNTING?

Stunting merupakan masalah gizi pada anak yang memiliki dampak jangka panjang. Berdasarkan Riskesdas 2018, sebanyak 33 dari 34 provinsi di Indonesia memiliki presentase lebih dari 20% untuk proporsi status gizi sangat pendek dan pendek. Pada kategori pendek terjadi peningkatan persentase yakni dari 18,0% menjadi 19,3%. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek baduta menurut provinsi yaitu sebesar 29,9%. Padahal RPJMN 2019 menargetkan untuk menurunkan persentasenya menjadi 28%.

Stunting dapat didefinisikan sebagai indeks tinggi badan menurut umur yang kurang dari minus dua standar deviasi (<-2 SD) dan  sangat pendek didefinisikan kurang dari minus tiga standar deviasi (<-3 SD). Menurut WHO, batas “non public health problem” untuk masalah kependekan sebesar 20 persen (Kemenkes, 2010) dan masalah kesehatan masyarakat dianggap berat apabila prevalensi pendek sebesar 30-39 persen dan serius bila prevalensi pendek 40 persen (Kemenkes, 2013)
Hmm, apakah cukup mudah dipahami? Mari kita gunakan bahasa yang lebih umum untuk semua kalangan. Stunting adalah hasil sebagian besar nutrisi yang tidak memadai dan serangan infeksi berulang pada 1000 hari pertama kehidupan anak. (Infodatin, 2016).

Dapat disimpulkan bahwa Stunting ialah suatu keadaan dimana seorang anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari pada anak seusianya secara umum.

Infodatin 2016 menyebutkan, di seluruh dunia sekitar 162 juta balita terkena stunting. 3 dari 4 anak stunting di dunia berada di Sub-Sahara Afrika dan Asia. Di Sub-Sahara Afrika sebanyak 40% balita terkena stunting. Sedangkan di tempat lain ada 39% balita yang terkena stunting tepatnya di Asia Selatan. Stunting memiliki efek jangka panjang seperti berkurangnya kognitif dan perkembangan fisik serta mengurangi kapasitas kesehatan yang buruk. Di kemudian hari anak yang terhambat dalam pertumbuhan tinggi badan juga memiliki resiko peningkatan kelebihan berat badan atau obesitas.

STUNTING ITU BAHAYA KAH, KAK?

Wah stunting itu ga bisa dianggap remeh lho. Stunting bisa memiliki dampak yang cukup serius. Seperti mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan (seperti diabetes dan kegemukan), tidak seimbangnya fungsi-fungsi tubuh, postur tubuh yang tidak maksimal saat dewasa, serta dalam lingkup yang lebih luas dapat mengakibatkan kerugian ekonomi. Kok bisa? Iya tentu karena dampak-dampak stunting tersebut akan menurunkan kualitas sumber daya manusia, produktifitas, serta daya saing bangsa.

APA SAJA YA KAK HAL-HAL YANG BISA MENYEBABKAN TERJADINYA STUNTING?


Tentu banyak hal  yang dapat menyebabkan anak mengalami kekerdilan atau yang disebut dengan stunting. Beberapa di antaranya ialah:
  •          Faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu sejak hamil maupun anak balita.
  •      Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan.
  •   Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natall Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas.
  •   Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi. Hal ini dikarenakandi Indonesia, makanan bergizi masih tergolong mahal.
  •     Kurangnya akses ke air dan sanitasi.
(Buku Saku Stunting Desa, 2017)


  
JADI, GIMANA SUPAYA KEJADIAN STUNTING BISA DIKURANGI ATAU DICEGAH, KAK?

Dalam skala pencegahan, hal yang perlu dilakukan yaitu meningkatkan cakupan kegiatan pencegahan stunting dengan cara meningkatkan identifikasi pengukuran dan pemahaman mengenai gizi dan stunting itu sendiri.

Hal lainnya yaitu adalah gizi ibu. Sebenarnya hal ini berkaitan dengan saat sebelum menjadi seorang ibu. Dalam rangka meningkatkan gizi pada wanita usia reproduksi maka diperlukan suatu kebijakan dan/atau memperkuat intervensi untuk meningkatkan gizi dan kesehatan ibu, dimulai dari gadis remaja.

Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap kesehatan dan gizi maka juga diperlukan adanya dukungan terkait pemberian ASI yang optimal. Caranya yaitu menerapkan intervensi untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan praktik pemberian makanan tambahan.

Masyarakat juga wajib terlibat dalam mendukung pencegahan stunting. Maka dari itu diperlukan pemberian strategi berbasis masyarakat untuk  mencegah infeksi terkait penyebab stunting. Penguatan intervensi berbasis masyarakat, termasuk memperbaiki air, sanitasi, dan kebersihan  menjadi hal yang penting.



Nah, jadi seperti itulah gambaran mengenai apa itu stunting, dampaknya, serta pencegahannya. Sekian dulu ya. Kalau ada kritiik dan saran, silahkan bisa komentar J Terima kasih sobat. Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum


And see u guys ^_^

STUNTING itu apa sih?

Posted by : niekecahya
Date :Kamis, 11 April 2019
With 0komentar
Tag :

Gangguan pada Organ Ekskresi

| Kamis, 20 Maret 2014
Baca selengkapnya »

     Berikut penjelasan mengenai gangguan pada organ ekskresi beserta pencegahan dan pengbatannya yang saya kutip dari berbagai sumber.


1.     GINJAL
a.      Batu Ginjal
Penyebab            :
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
Pencegahan        :
o  Perbanyaklah minum air putih agar air seni lancar. Ketika berada di ruangan ber-AC, Perbanyak minum air putih walaupaun tidak haus, Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
o  Hindari minum atau memasak menggunakan air yang kandungan kapurnya tinggi. Kapur di dalam tubuh bisa membentuk batu.
o  Jika menderita penyakit gout dan hiperparatiroid segera atasi. Kedua penyakit itu meningkatkan resiko terbentuknya batu ginjal.
o  Lakukan olahraga rutin dengan tujuan agar metabolisme di dalam tubuh berjalan dengan baik. Idealnya, lakukan olahraga dua hari sekali. Pilihlah jenis olahraga yang disukai dan lakukan sesuai kemampuan, jangan dipaksakan.
o  Jangan duduk terlalu lama saat bekerja. Posisi tersebut mempermudah terjadinya pengendapan Kristal air seni yang kemudian membentuk batu. Paling tidak, dua jam sekali bangkitlah dari duduk dan berjalan-jalan sebentar.
o  Bila terasa ingin membuang air seni sebaiknya segera lakukan. Sangat tidak disarankan untuk menahan air seni, karena Kristal-kristal tersebut bisa mengendap membentuk batu ginjal.
o  Hindari makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti susu dengan kalsium tinggi.
o  Hindari  makanan yang mengandung purin tinggi, seperti jeroan, emping, dan brokoli.
o  Dan kurangi konsumsi kacang-kacangan, cokelat, soda dan teh.
Pengobatan          :
Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium.

b.      Nefritis (Radang Ginjal)
Penyebab            :
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki.
Pencegahan        :
 o   Mengatur pola hidup sehat
 o   Mengurangi mengkonsumsi kopi, alkohol, dan rokok
 o   Memperbanyak air putih
Pengobatan         :
Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.

c.       Glukosuria
Penyebab            :
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
Pencegahan        :
 oKontrol kebiasaan makan
 oKendalikan berat badan
 oOlah raga secar teratur
 oKelola faktro resiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
 oBagi yang beresiko tinggi, periksa glukosa darah setiap tahun
Pengobatan         :
Bagi pasien Diabetes Melitus kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala. Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan ramadhan.

d.      Albuminuria
Penyebab            :
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.
Pencegahan        :
o  Untuk mengurangi resiko terjadinya albuminuria mungkin bisa dimulai dengan membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus.
o  Selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan (misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan juga haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.

e.       Hematuria
Penyebab            :
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah (eritrosit) dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.


f.       Gagal Ginjal
Penyebab            :
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko sangat tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea dalam tubuh dan kematian.
Pengobatan         :
Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok ginjal atau menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal yang asli dapat kembali berfungsi.


2.     HATI
a.      Hepatitis
Penyebab            :
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Pencegahan        :
o   Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
o   Jarum untuk akupuntur atau tatto harus steril
o   Hindari pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur, sisir
o   Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan
o   Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi
Pengobatan         :
·         Melalui kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis
·         Pengobatan suportif yang bertujuan untuk melindungi sel hati dan membantu pemulihan sel hati yang rusak

b.      Penyakit Kuning
Penyebab            :
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga  masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.

c.       Sirosis Hati
Penyebab            :
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
Pencegahan        :
Pengobatan         :
Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).

d.      Perlemakan Hati
Penyebab            :
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).

e.       Kanker Hati
Penyebab            :
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.

f.       Koletasis dan Jaundice
Penyebab            :
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.


3.     KULIT
a.      Skabies
Penyebab            :
Kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
Pencegahan        :
    Mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen.
         Menjaga kebersihan kulit.
Pengobatan         :
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut.

b.      Kurap
Penyebab            :
Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda.
Pencegahan        :
  • Mencuci tangan yang sempurna.
  • Menjaga kebersihan tubuh.
  • Mengindari  kontak dengan penderita.
Pengobatan         :
Dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar dapat menghilangkan infeksi.

c.       Panu
Penyebab            :
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panu juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Pencegahan        :
     Menjaga kebersihan badan.
     Usahakan agar kulit dalam keadaan kering dan tidak lembab. 
     Pakaian dan handuk mandi jangan sampai lembab, karena pakaian yang lembab memicu tumbuhnya jamur.
      Jangan menggunakan pakaian atau peralatan mandi dengan penderita panu.
Pengobatan         :
Panu dapat diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panu. Atau juga dapat digunakan obat-obat yang di jual di pasaran seperti Pandas dan Kalpanax.

d.      Biduran
Penyebab            :
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia. Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari.
Pencegahan        :
Bagi penderita biduran, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor penyebab tim bulnya bidur. Seperti udara dingin, makanan dan bahan kimia.
Pengobatan         :
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang diberikan oleh dokter.

e.       Ringworm
Penyebab            :
Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit.
Pencegahan        :
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab.
Pengobatan         :
Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.

f.       Psosiaris
Penyebab            :
Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita, yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan.
Pengobatan         :
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.

g.      Kanker Kulit
Penyebab            :
Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan. Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang, karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari.

Pencegahan        :
Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak.

4.     PARU-PARU
a.      Asma
Penyebab            :
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.
Pencegahan        :
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.
Pengobatan         :
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.

b.      Tuberculosis (TBC)
Penyebab            :
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
Pencegahan        :
     Menghindari kontak dengan penderita TBC.
     Tidak meggunakan peralatan terutama peralatan makn dengan penderita TBC.

Pengobatan         :
Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.

c.       Pneumonia
Penyebab            :
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan.
Pencegahan        :
       Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh.
           Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi
           Berolahraga secara teratur.
Pengobatan         :
Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.

d.      Emfisema
Penyebab            :
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru.
Pencegahan        :
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
Pengobatan         :


e.       Bronkitis
Penyebab            :
Penyakit bronkitis disebabkan oleh peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
Pencegahan        :
o   Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.
o   Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.
Pengobatan         :
Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.

f.       Asbestosis
Penyebab            :
Adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang di sebabkan oleh menghirup serat-serat penyakit, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Pencegahan        :
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Pengobatan         :
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.

g.      Paru-Paru Hitam
Penyebab            :
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
Pencegahan        :
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.
Pengobatan         :
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernapasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.

h.      Sinusitis
Penyebab            :
Sinusitis adalah infeksi dalam rongga sinus yaitu rongga berisi udara yang    letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung. Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung. Alergen yang terhirup seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas timbulnya serangan sinusitis.
Pencegahan        :
o   Infeksi virus dan bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya istirahat dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur.
o   Hindari juga alergen seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan jenis makanan tertentu yang dapat menimbulkan alergi.
Jenis alergennya harus diketahui agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau dikurangi. Menyelam dan berenang juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.

i.        Pleuritis
Penyebab            :
Pleuritis adalah peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda membran yang mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk. Kondisi ini dapat membuat napas sangat menyakitkan. Kadang-kadang dikaitkan dengan kondisi lain yang disebut efusi pleura, di mana kelebihan cairan mengisi daerah antara lapisan membran itu.
Pengobatan         :
Pengobatan yang dilakukan pada penderita sinusitis biasanya meliputi:
o      Suntikan anti alergi
o      Menghindari pencetus alergi
o   Semprotan hidung yang mengandungkortikosteroid untuk membantu mengurangi bengkak di rongga sinus, terutama karena adanya polip ataupun karena alergi.
Tindakan operasi untuk membersihkan dan mengeringkan rongga sinus mungkin diperlukan terutama bagi pasien yang mengalami peradangan yang berulang.

j.        Kanker Paru-Paru
Penyebab            :
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
Pencegahan        :
Berhenti dan hindari merokok.
Pengobatan         :
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah:
o       Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kanker
o       Tindakan Therapy Radiasi
o       Tindakan Therapy Kemotherapy
o       Tindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)}
o      Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat.




Gangguan pada Organ Ekskresi

Posted by : niekecahya
Date :Kamis, 20 Maret 2014
With 0komentar
Tag :
Prev
▲Top▲